Anak yang nakal
Gamang mak,
Mak, semenjak sepeninggalmu dan bapak 7 tahun lalu saya semakin tidak memiliki apa- apa, bahkan cinta sekalipun. Kehidupan yang selalu engkau ceritakan kepada saya ternyata benar adanya, saya pikir hidup tak akan seruwet ini, tak akan segamang ini. Sekarang manusia telah berjalan semaunya.
Mak, semenjak sepeninggalmu dan bapak 7 tahun lalu saya semakin tidak memiliki apa- apa, bahkan cinta sekalipun. Kehidupan yang selalu engkau ceritakan kepada saya ternyata benar adanya, saya pikir hidup tak akan seruwet ini, tak akan segamang ini. Sekarang manusia telah berjalan semaunya.
Di umur saya yang baru setengah hari ini, begitu banyak kemalangkabutan yang telah saya lihat dan saya rasakan. Begitu banyak yang di manipulasi, begitu banyak yang telah dikaburkan, segalanya dalam kepalsuan, bersandiwara, saling menipu, merusak, bahkan saling menyakiti.
Segalanya jadi hal yang biasa disini, setiap hari harus saja ada yang tersakiti, harus saja ada yang merasa terbuang. Saya memang tidak mengerti tentang hukum Hak Asasi, tentang aturan Negara, tentang hukum beragama, apalagi konsef - konsef para filsafat tentang hakikat dasar kemanusiaan, saya sama sekali tidak mengerti segala hal tentang itu, tapi saya pikir mereka yang telah banyak belajar dan lebih mengerti, lebih paham kenapa malah bertindak sesuka dan seenaknya. Saling menipu, saling menyakiti, bahkan merusak dirinya sendiri. Walaupun memang pada dasarnya kita manusia memiliki sifat sebagai perusak
Comments
Post a Comment